Apa yang ada dalam pikiran kita
ketika mendengar kata “beternak ide”? Bingung atau sama sekali tidak tahu? Tentunya
tak banyak dari kita yang tahu makna dari kata-kata itu. Beternak ide merupakan
kata-kata yang terdiri dari kata beternak dan kata ide. Kata beternak merupakan
afiksasi dari afiks ber- ditambah bentuk dasar ternak. Dalam Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia kata beternak mempunyai arti memelihara atau mengembangbiakkan
binatang, baik itu kuda, lembu, sapi, ayam, bebek dan sebagainya. Sebenarnya
beternak ide ini cara pelaksanaanya hampir sama dengan beternak binatang pada
umumnya, tapi hanya saja yang diternakkan bukannya binatang tetapi idea tau
biasa juga disebut dengan gagasan. Bila dilihat dari pengertiannya kata ide
yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah rancangan yg
tersusun di dalam pikiran; gagasan; misalnya ia mempunyai ide yang bagus,
tetapi sukar dilaksanakan. Pengertian
ide dijabarkan secara lebih jelas dalam wikipedia indonesia, berikut kutipannya
“Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ide adalah rancangan yang tersusun
di pikiran.” Secara umum, orang lebih menyebutkan ide juga sebagai gagasan.
Sebenarnya hal itu tidak salah karena ide dari gagasan. Kedua kata yaitu ide
dan gagasan tersebut mempunyai makna yang sama atau hampir mirip. Jadi kita
tidak perlu bingung bila mendengar kata ide atau pun kata gagasan karena kedua
kata itu merupakan kata-kata yang bersinonim. Hanya saja seseorang lebih suka
menggunakan kata ide daripada kata gagasan dalam mengungkapkan suatu pikiran. Misalnya
saja dalam sebuah karangan pasti terdapat sebuah ide paragraf dari setiap paragraf.
Kenapa kata ide lebih sering digunakan daripada kata gagasan? Padahal
sebenarnya bisa saja disebut dengan gagasan paragraf karena ide dan gagasan
saling bersinonim. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kata ide bersifat lebih
formal dibandingkan dengan kata gagasan. Tetapi tidak dengan ide pokok atau
gagasan pokok. Kata-kata itu bisa terterima bila menggunakan kata ide tau kata
gagasan. Bila di dalam sebuah ide juga terdapat pikiran begitu pun dengan
gagasan didalamnya juga terdapat pikiran. Pada intinya ide dan gagasan itu
merupakan sinonim yang mempunyai arti yang sama seperti yang telah dipaparkan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Beberapa orang sering mengartikan gagasan
merupakan bagian dari ide. ide berawal dari susunan pikiran. Oleh karena itu ide
tau gagasan terbentuk dari susunan pikiran. Sebenarnya apa hubungan idea atau
gagasan dengan pikiran?
Pikiran merupakan hasil
dari berpikirnya manusia yang dapat menghasilkan sebuah ide tau gagasan. Namun
apa yang disebut dengan berpikir itu? Banyak orang menyatakan bahwa orang
berpikir ketika ia menghadapi masalah. Sekilas pernyataan ini tidak ada yang
salah. Tapi coba saya sedikit berputar. Pernakah ketika kita dalam keadaan
sadar benar-benar berhenti berpikir. Tentu tidak pernah. Setiap saat kita senantiasa
berpikir. Kalau setiap saat kita selalu berpikir, padahal tadi kita
mendefinisikan berpikir adalah upaya untuk memecahkan masalah, dengan demikian
apakah manusia senantiasa menghadapi masalah sehingga ia tidak pernah
benar-benar berhenti berpikir. Lantas kalau begitu apa beda sesuatu dikatakan
masalah dan tidak ? Bingung ? OK, akan saya permudah.
- Orang berfikir karena ada masalah.
- Orang tidak pernah berhenti berpikir
- Maka orang senantiasa berhadapan
dengan masalah
- Kalau orang senantiasa menghadapi
masalah yang terus menerus, ia tidak pernah merasakan kondisi tanpa masalah
Sebenarnya ada sedikit
kerancuan bila dikalangan masyarakat ketika harus mengartikan kata ide,
gagasan, pikiran belum lagi bila ditambahkan dengan kata pendapat. Ide adalah
gagasan. Dalam sebuah ide atau gagasan terdapat susunan pikiran-pikiran
sehingga dapat menimbulkan sebuah pendapat. Jadi sebuah pendapat bisa saja
dikatakan berawal dari susunan pikiran yang dihasilkan oleh ide atau gagasan,
baru kemudian dituangkan dalam bentuk pendapat. Karena sudah pasti tidak bisa
dipisahkan bila seseorang berpendapat pasti berawal dari ide yang ada di dalam
pikirannya. Maka masih benarkah misalnya di dalam sebuah forum diskusi terjadi
perdebatan kemudian salah seorang dari peserta diskusi ada yang mengatakan “Berfikirlah
dulu sebelum berpendapat”? Mungkin seseorang yang berkata begitu malah belum
berfikir atau malah belum tahu sama sekali bahwa seseorang mengeluarkan
pendapat pasti berawal dari susunan pikiran yang kemudian membentuk ide tau
gagasan dan kemusian tertuang dalam bentuk pendapat.
Terus setelah kita
menggabungkan kedua kata yaitu kata beternak dan kata ide maka jadilah kata beternak ide. Pertanyaan
pertama apa sebenarnya arti kata beternak ide? pertanyaan yang kedua mengapa
kita harus beternak ide. untuk iktu jawaban dari pertanyaan yang pertama
sebagai berikut. Beternak ide mempunyai maksud yaitu memelihara atau bisa juga
dikatakan dengan mengembangkan gagasan dari pikiran-pikiran tentang sesuatu
hal. Bila kita hubungkan dengan arti yang sesungguhnya kata beternak lebih
mengarah kepada mengembangbiakkan binatang. Sedangkan kata pada beternak ide
adalah kata majemuk yang menimbulkan makna baru. Nah inilah yang menjadi unik
bila kata beternak ditambah dengan kata ide sehingga menjadi kata beternak ide.
Sebenarnya kata beternak ide sama saja dengan kata beternak gagasan. Oleh
karena itu bisa juga dipersingkat dengan beternak iga maksudnya beternak ide
tau gagasan. Hehehe…
Sebagian orang berpendapat
jika beternak ide merupakan beternak yang mengibaratkan ide itu seperti
binatang ternak. Kalau sudah begitu tentunya ada berbagai macam proses untuk
beternak ide layaknya beternak binatang. Dalam beternak ide sebenarnya hampir
sama dengan beternak binatang pada umumnya. Tinggal bagaimana kita
mengembangkannya sehingga dapat bermanfaat untuk diri sendiri bahkan untuk
orang lain. Untuk menjawab pertanyaan yang kedua kita bisa menghubungkan
beternak ide denganbeternak binatang pada umumnya. Bila beternak ide setelah
melalui proses yang cukup panjang akan menghasilkan suatu hasil berupa telur
atau daging yang dapat dijual kemudian dapat menghasilkan keuntungan maka tak
jauh berbeda dengan beternak ide. Beternak ide juga bisa mengahsilkan
keuntungan seperti halnya dengan beternak binatang bahkan dapat lebih
bermanfaat lagi.
Untuk mendapatkan
sebuah ide yang berupa gagasan-gagasan itu tidak muncul atau datang dengan
sendirinya. Perlu usaha yang keras untuk mendapatkan ide. Bila diibaratkan
binatang, ide merupakan binatang yang masih sangat liar dan sulit untuk
dikembangbiakkan. Misalnya saja saat beternak binatang ayam kampung. Ayam
kampung tersebut tidak muncul dengan sendirinya tetapi ada proses untuk
mendapatkannya. Kita sebagai seorang yang ingin memelihara bahkan
mengembangbiakkannya perlu usaha untuk mendapatkan ayam kampung tersebut. Bisa
saja ayam kampung itu kita peroleh dari hasil pembelian, bisa saja ayam kampung
itu kita peroleh dari hasil meminta kepada orang lain dan sebagainya. Apabila
kita sudah mendapatkan ayam tersebut, lalu apa yang kita lakukan setalah itu.
Tentunya menempatkannya dikurungan atau bisa juga ditempatkan dikandang, setelah
itu memberi makan, mengembangbiakkannya dan yang terakhir kita dapat menjual
hasil dari perkembangbiakkan tersebut semisal kita jual telurnya dan dagingnya.
Begitupun halnya dengan ide. Ide ibarat hewan liar yang harus ditangkap,
dijinakkan, dan dikembangbiakkan layaknya binatang setelah itu kalau perlu
dijual. Karena ide bersifat liar, Ide tidak datang dengan sendirinya perlu
proses untuk mendapatkan ide itu. Tidak mudah sebenarnya untuk mendapatkan
sebuah ide misalnya hanya dengan duduk-duduk santai dihadapan buku dan pensil
sambil memegang kepala disertai dengan kepulan asap rokok yang mengepul seperti
asap kereta api terus kita langsung mendapatkan ide.
Banyak cara orang untuk
mendapatkan ide yang mereka inginkan tentunya dengan usaha yang tidak mudah.
Ada yang mendapatkan ide setelah membaca beberapa buku bahkan berpuluh-puluh
buku. Ada yang membawa terus leptopnya dengan tujuan setiap dimana pun dan
kapan pun suatu saat mendapatkan ide maka langsung dicatat setelah itu
dikembangkan menjadi sebuah tulisan. Tak jarang juga orang yang ingin
mendapatkan ide dengan bepergian jauh dengan pengorbanan otak, tenaga serta
biaya demi mendapatkan ide. Dan yang lebih ribet lagi, ada orang yang sampai
rela berada di kamar mandi atau WC selama berjam-jam hanya untuk mendapatkan sebuah
ide.
Selain beberapa contoh tersebut
masih banyak lagi cara untuk mendapatkan ide. Tetapi tak sedikit pula orang
yang mendapat ide dengan singkat seperti sebuah kilat dari langit. Misalnya
saja pada saat kita makan kita tanpa kita sadari kita memikirkan sebuah ide.
Tetapi bila kita tidak bisa menangkapnya maka akan hilang ide itu dengan
sendirinya dan berarti hilang pula kesempatan kita untuk mengembangbiakkannya. Nah
ternyata mencari ide tidak semudah yang dibayangkan. Apalagi ide tersebut dapat
menghasilkan uang yang melimpah. Bagaimana dari hal yang bernama ide itu bisa
menjadi uang. Inilah sebenarnya kemiripan ide dengan binatang ternak. Bila
binatang ternak yang dikembangbiakkan dapat menghasilkan uang dari penjualan
daging, susu, telur dan sebagainya. Maka ide juga begitu, dapat menghasilkan
uang yang melimpah bahkan lebih banyak dari uang hasil ternak binatang. Dengan
cara menjual hasil kreatif dari ide itu. Yang paling banyak dalam bentuk
tulisan baik itu sastra maupun nonsastra.
Oleh karena itu, ide harus ditangkap bahkan harus
diternakkan. Bagaikan hewan ternak, ide harus ditangkap, dikandangkan,
dikembangbiakkan dan kemudian hasilnya dijual. Lihat saja fenomena akhir-akhir
ini, dari novel Ayat-Ayat Cinta-nya Habiburrahman El-Shirazy atau Laskar
Pelangi karya Andrea Hirata yang menuai uang yang berjumlah milyaran rupiah dan
kini mulai merambah dalam dunia layar lebar. Inilah contoh nyata betapa ide
bagi seorang tak ubahnya hewan ternak yang merupakan aset tak ternilai.
Karena beternak ide
dapat menghasilkan uang lebih dari beternak binatang, maka ada salahnya kita
mulai mencobanya tetapi tentunya ada beberapa jurus yang harus dipenuhi setelah
kita menangkap ide.
Jurus
Pertama: Kandangkan
Setalah kita mendapatkan ide yang dirasa cocok maka langkah
awalnya yaitu mengandangkan ide ke dalam
coretan-coretan, agenda, buku diari, kalau ada bisa langsung diketik di dalam
laptop, komputer, USB, disket, mesin ketik, atau apapun fasilitas penyimpan
data yang kita miliki. Meskipun masih berupa sebuah kata atau sebuah kalimat
yang melintas sekilas di benak saat menunggu sesuatu mungkin misalnya saat
menunggu pacar, menunggu kereta api, menunggu bus dan sebagainya. Dengan begitu
jangan sampai kita membiarkan ide yang hanya sekilas seperti kilat itu pergi
begitu saja karena ide tersebut merupakan cikal bakal atau bisa disebut anak
atau embrio yang terlalu mahal untuk disia-siakan begitu saja. Karena siapa yang
akan mengira jika coretan ide Andrea Hirata akan menjelma menjadi bayi raksasa
bernama Laskar Pelangi yang menghipnotis seluruh masyarakat Indonesia bahkan
dunia?
Jadi jangan biarkan ide hanya berkelebat mampir di benak.
Kurung ia karena ia lebih liar dan lebih mudah pergi bahkan lebih rentan dicuri
daripada uang. Jika perlu, perlakukan ide sama berharganya dengan uang yang
kita tabungkan ke bank. Milikilah tabungan ide dalam bentuk apapun sehingga
isinya selalu dapat kita setor dan tarik setiap saat bila kita sedang
membutuhkannya.
Jurus
Kedua: Beri Makan
Tak berbeda dengan beternak binatang, beternak ide pun perlu
diberi makan. Bila nasi goreng, lalapan ayam, dan nasi pecel adalah makanan
untuk badan. Kitab suci serta buku-buku lainnya adalah makanan untuk jiwa dan
otak yang tentunya inilah asupan terbaik untuk hewan ternak bernama ide.
Semakin bermacam-macam variasi serta gizi jenis asupan ide maka semakin gemuk
dan berbobot ide tersebut.
Jurus
Ketiga: Kembangbiakkan
Setelah dirasa ide-ide itu berbobot dan gemuk maka jurus
yang perlu dilakukan selanjutanya yaitu mengawinkan ide. caranya yaitu dengan
kawin silang. Bila ternak sapi Madura petarung karapan yang tangguh adalah
hasil percampuran benih sapi pilihan. Ide unggulan juga begitu, dia mewarisi
kualitas berisikan masukan yang membentuknya. Maka dalam beternak ide juga
harus begitu. dengan memadukan berbagai macam unsur yang berbeda terhadap
sebuah ide. tidak hanya satu buah referensi asupan untuk ide tetapi lebih
banyak variasinya maka lebih baik lagi perkembangbiakan ide tersebut.
Jurus
Keempat: Menjual
Setelah dirasa sudah waktunya untuk menjual. Maka jualah ide
dalam bentuk tulisan. Jika tidak mampu menuliskannya, ide tersebut dapat dijual
ke seorang teman yang mampu untuk menuliskannya. Soal hitung-hitungan finansial
itu bisa jadi kesepakatan. Dalam dunia sinetron sudah lazim seorang penulis
menjual ide dan soal eksekusi atau penggarapan diserahkan kepada tim penulis
skenario. Itu hanya sekedar contoh. Namun kita tentu layak dan sangat berhak
menerima kehormatan untuk menuliskannya sendiri. Tentu jika kita berani memanen
atau mendapatkan hasilnya setelah susah-payah menangkap ide, mengandangkan,
memberi makan, mengembangbiakkan, dan menjualnya.
Nah, nikmatilah hasil beternak ide. Pertanyaan selanjutnya
adalah, sudahkah kita punya nyali untuk beternak ide?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar