Sabtu, 06 April 2013

Pilih Beternak Ide atau Beternak Binatang?

Apa yang ada dalam pikiran kita ketika mendengar kata “beternak ide”? Bingung atau sama sekali tidak tahu? Tentunya tak banyak dari kita yang tahu makna dari kata-kata itu. Beternak ide merupakan kata-kata yang terdiri dari kata beternak dan kata ide. Kata beternak merupakan afiksasi dari afiks ber- ditambah bentuk dasar ternak. Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia kata beternak mempunyai arti memelihara atau mengembangbiakkan binatang, baik itu kuda, lembu, sapi, ayam, bebek dan sebagainya. Sebenarnya beternak ide ini cara pelaksanaanya hampir sama dengan beternak binatang pada umumnya, tapi hanya saja yang diternakkan bukannya binatang tetapi idea tau biasa juga disebut dengan gagasan. Bila dilihat dari pengertiannya kata ide yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah rancangan yg tersusun di dalam pikiran; gagasan; misalnya ia mempunyai ide yang bagus, tetapi sukar dilaksanakan. Pengertian ide dijabarkan secara lebih jelas dalam wikipedia indonesia, berikut kutipannya “Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ide adalah rancangan yang tersusun di pikiran.” Secara umum, orang lebih menyebutkan ide juga sebagai gagasan. Sebenarnya hal itu tidak salah karena ide dari gagasan. Kedua kata yaitu ide dan gagasan tersebut mempunyai makna yang sama atau hampir mirip. Jadi kita tidak perlu bingung bila mendengar kata ide atau pun kata gagasan karena kedua kata itu merupakan kata-kata yang bersinonim. Hanya saja seseorang lebih suka menggunakan kata ide daripada kata gagasan dalam mengungkapkan suatu pikiran. Misalnya saja dalam sebuah karangan pasti terdapat sebuah ide paragraf dari setiap paragraf. Kenapa kata ide lebih sering digunakan daripada kata gagasan? Padahal sebenarnya bisa saja disebut dengan gagasan paragraf karena ide dan gagasan saling bersinonim. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kata ide bersifat lebih formal dibandingkan dengan kata gagasan. Tetapi tidak dengan ide pokok atau gagasan pokok. Kata-kata itu bisa terterima bila menggunakan kata ide tau kata gagasan. Bila di dalam sebuah ide juga terdapat pikiran begitu pun dengan gagasan didalamnya juga terdapat pikiran. Pada intinya ide dan gagasan itu merupakan sinonim yang mempunyai arti yang sama seperti yang telah dipaparkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Beberapa orang sering mengartikan gagasan merupakan bagian dari ide. ide berawal dari susunan pikiran. Oleh karena itu ide tau gagasan terbentuk dari susunan pikiran. Sebenarnya apa hubungan idea atau gagasan dengan pikiran?
Pikiran merupakan hasil dari berpikirnya manusia yang dapat menghasilkan sebuah ide tau gagasan. Namun apa yang disebut dengan berpikir itu? Banyak orang menyatakan bahwa orang berpikir ketika ia menghadapi masalah. Sekilas pernyataan ini tidak ada yang salah. Tapi coba saya sedikit berputar. Pernakah ketika kita dalam keadaan sadar benar-benar berhenti berpikir. Tentu tidak pernah. Setiap saat kita senantiasa berpikir. Kalau setiap saat kita selalu berpikir, padahal tadi kita mendefinisikan berpikir adalah upaya untuk memecahkan masalah, dengan demikian apakah manusia senantiasa menghadapi masalah sehingga ia tidak pernah benar-benar berhenti berpikir. Lantas kalau begitu apa beda sesuatu dikatakan masalah dan tidak ? Bingung ? OK, akan saya permudah.
- Orang berfikir karena ada masalah.
- Orang tidak pernah berhenti berpikir
- Maka orang senantiasa berhadapan dengan masalah
- Kalau orang senantiasa menghadapi masalah yang terus menerus, ia tidak pernah merasakan kondisi tanpa masalah
Sebenarnya ada sedikit kerancuan bila dikalangan masyarakat ketika harus mengartikan kata ide, gagasan, pikiran belum lagi bila ditambahkan dengan kata pendapat. Ide adalah gagasan. Dalam sebuah ide atau gagasan terdapat susunan pikiran-pikiran sehingga dapat menimbulkan sebuah pendapat. Jadi sebuah pendapat bisa saja dikatakan berawal dari susunan pikiran yang dihasilkan oleh ide atau gagasan, baru kemudian dituangkan dalam bentuk pendapat. Karena sudah pasti tidak bisa dipisahkan bila seseorang berpendapat pasti berawal dari ide yang ada di dalam pikirannya. Maka masih benarkah misalnya di dalam sebuah forum diskusi terjadi perdebatan kemudian salah seorang dari peserta diskusi ada yang mengatakan “Berfikirlah dulu sebelum berpendapat”? Mungkin seseorang yang berkata begitu malah belum berfikir atau malah belum tahu sama sekali bahwa seseorang mengeluarkan pendapat pasti berawal dari susunan pikiran yang kemudian membentuk ide tau gagasan dan kemusian tertuang dalam bentuk pendapat.
Terus setelah kita menggabungkan kedua kata yaitu kata beternak dan kata ide  maka jadilah kata beternak ide. Pertanyaan pertama apa sebenarnya arti kata beternak ide? pertanyaan yang kedua mengapa kita harus beternak ide. untuk iktu jawaban dari pertanyaan yang pertama sebagai berikut. Beternak ide mempunyai maksud yaitu memelihara atau bisa juga dikatakan dengan mengembangkan gagasan dari pikiran-pikiran tentang sesuatu hal. Bila kita hubungkan dengan arti yang sesungguhnya kata beternak lebih mengarah kepada mengembangbiakkan binatang. Sedangkan kata pada beternak ide adalah kata majemuk yang menimbulkan makna baru. Nah inilah yang menjadi unik bila kata beternak ditambah dengan kata ide sehingga menjadi kata beternak ide. Sebenarnya kata beternak ide sama saja dengan kata beternak gagasan. Oleh karena itu bisa juga dipersingkat dengan beternak iga maksudnya beternak ide tau gagasan. Hehehe…
Sebagian orang berpendapat jika beternak ide merupakan beternak yang mengibaratkan ide itu seperti binatang ternak. Kalau sudah begitu tentunya ada berbagai macam proses untuk beternak ide layaknya beternak binatang. Dalam beternak ide sebenarnya hampir sama dengan beternak binatang pada umumnya. Tinggal bagaimana kita mengembangkannya sehingga dapat bermanfaat untuk diri sendiri bahkan untuk orang lain. Untuk menjawab pertanyaan yang kedua kita bisa menghubungkan beternak ide denganbeternak binatang pada umumnya. Bila beternak ide setelah melalui proses yang cukup panjang akan menghasilkan suatu hasil berupa telur atau daging yang dapat dijual kemudian dapat menghasilkan keuntungan maka tak jauh berbeda dengan beternak ide. Beternak ide juga bisa mengahsilkan keuntungan seperti halnya dengan beternak binatang bahkan dapat lebih bermanfaat lagi.
Untuk mendapatkan sebuah ide yang berupa gagasan-gagasan itu tidak muncul atau datang dengan sendirinya. Perlu usaha yang keras untuk mendapatkan ide. Bila diibaratkan binatang, ide merupakan binatang yang masih sangat liar dan sulit untuk dikembangbiakkan. Misalnya saja saat beternak binatang ayam kampung. Ayam kampung tersebut tidak muncul dengan sendirinya tetapi ada proses untuk mendapatkannya. Kita sebagai seorang yang ingin memelihara bahkan mengembangbiakkannya perlu usaha untuk mendapatkan ayam kampung tersebut. Bisa saja ayam kampung itu kita peroleh dari hasil pembelian, bisa saja ayam kampung itu kita peroleh dari hasil meminta kepada orang lain dan sebagainya. Apabila kita sudah mendapatkan ayam tersebut, lalu apa yang kita lakukan setalah itu. Tentunya menempatkannya dikurungan atau bisa juga ditempatkan dikandang, setelah itu memberi makan, mengembangbiakkannya dan yang terakhir kita dapat menjual hasil dari perkembangbiakkan tersebut semisal kita jual telurnya dan dagingnya. Begitupun halnya dengan ide. Ide ibarat hewan liar yang harus ditangkap, dijinakkan, dan dikembangbiakkan layaknya binatang setelah itu kalau perlu dijual. Karena ide bersifat liar, Ide tidak datang dengan sendirinya perlu proses untuk mendapatkan ide itu. Tidak mudah sebenarnya untuk mendapatkan sebuah ide misalnya hanya dengan duduk-duduk santai dihadapan buku dan pensil sambil memegang kepala disertai dengan kepulan asap rokok yang mengepul seperti asap kereta api terus kita langsung mendapatkan ide.
Banyak cara orang untuk mendapatkan ide yang mereka inginkan tentunya dengan usaha yang tidak mudah. Ada yang mendapatkan ide setelah membaca beberapa buku bahkan berpuluh-puluh buku. Ada yang membawa terus leptopnya dengan tujuan setiap dimana pun dan kapan pun suatu saat mendapatkan ide maka langsung dicatat setelah itu dikembangkan menjadi sebuah tulisan. Tak jarang juga orang yang ingin mendapatkan ide dengan bepergian jauh dengan pengorbanan otak, tenaga serta biaya demi mendapatkan ide. Dan yang lebih ribet lagi, ada orang yang sampai rela berada di kamar mandi atau WC selama berjam-jam hanya untuk mendapatkan sebuah ide.
Selain beberapa contoh tersebut masih banyak lagi cara untuk mendapatkan ide. Tetapi tak sedikit pula orang yang mendapat ide dengan singkat seperti sebuah kilat dari langit. Misalnya saja pada saat kita makan kita tanpa kita sadari kita memikirkan sebuah ide. Tetapi bila kita tidak bisa menangkapnya maka akan hilang ide itu dengan sendirinya dan berarti hilang pula kesempatan kita untuk mengembangbiakkannya. Nah ternyata mencari ide tidak semudah yang dibayangkan. Apalagi ide tersebut dapat menghasilkan uang yang melimpah. Bagaimana dari hal yang bernama ide itu bisa menjadi uang. Inilah sebenarnya kemiripan ide dengan binatang ternak. Bila binatang ternak yang dikembangbiakkan dapat menghasilkan uang dari penjualan daging, susu, telur dan sebagainya. Maka ide juga begitu, dapat menghasilkan uang yang melimpah bahkan lebih banyak dari uang hasil ternak binatang. Dengan cara menjual hasil kreatif dari ide itu. Yang paling banyak dalam bentuk tulisan baik itu sastra maupun nonsastra.
Oleh karena itu, ide harus ditangkap bahkan harus diternakkan. Bagaikan hewan ternak, ide harus ditangkap, dikandangkan, dikembangbiakkan dan kemudian hasilnya dijual. Lihat saja fenomena akhir-akhir ini, dari novel Ayat-Ayat Cinta-nya Habiburrahman El-Shirazy atau Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang menuai uang yang berjumlah milyaran rupiah dan kini mulai merambah dalam dunia layar lebar. Inilah contoh nyata betapa ide bagi seorang tak ubahnya hewan ternak yang merupakan aset tak ternilai.
Karena beternak ide dapat menghasilkan uang lebih dari beternak binatang, maka ada salahnya kita mulai mencobanya tetapi tentunya ada beberapa jurus yang harus dipenuhi setelah kita menangkap ide.
Jurus Pertama: Kandangkan
Setalah kita mendapatkan ide yang dirasa cocok maka langkah awalnya yaitu mengandangkan  ide ke dalam coretan-coretan, agenda, buku diari, kalau ada bisa langsung diketik di dalam laptop, komputer, USB, disket, mesin ketik, atau apapun fasilitas penyimpan data yang kita miliki. Meskipun masih berupa sebuah kata atau sebuah kalimat yang melintas sekilas di benak saat menunggu sesuatu mungkin misalnya saat menunggu pacar, menunggu kereta api, menunggu bus dan sebagainya. Dengan begitu jangan sampai kita membiarkan ide yang hanya sekilas seperti kilat itu pergi begitu saja karena ide tersebut merupakan cikal bakal atau bisa disebut anak atau embrio yang terlalu mahal untuk disia-siakan begitu saja. Karena siapa yang akan mengira jika coretan ide Andrea Hirata akan menjelma menjadi bayi raksasa bernama Laskar Pelangi yang menghipnotis seluruh masyarakat Indonesia bahkan dunia?
Jadi jangan biarkan ide hanya berkelebat mampir di benak. Kurung ia karena ia lebih liar dan lebih mudah pergi bahkan lebih rentan dicuri daripada uang. Jika perlu, perlakukan ide sama berharganya dengan uang yang kita tabungkan ke bank. Milikilah tabungan ide dalam bentuk apapun sehingga isinya selalu dapat kita setor dan tarik setiap saat bila kita sedang membutuhkannya.
Jurus Kedua: Beri Makan
Tak berbeda dengan beternak binatang, beternak ide pun perlu diberi makan. Bila nasi goreng, lalapan ayam, dan nasi pecel adalah makanan untuk badan. Kitab suci serta buku-buku lainnya adalah makanan untuk jiwa dan otak yang tentunya inilah asupan terbaik untuk hewan ternak bernama ide. Semakin bermacam-macam variasi serta gizi jenis asupan ide maka semakin gemuk dan berbobot ide tersebut.
Jurus Ketiga: Kembangbiakkan
Setelah dirasa ide-ide itu berbobot dan gemuk maka jurus yang perlu dilakukan selanjutanya yaitu mengawinkan ide. caranya yaitu dengan kawin silang. Bila ternak sapi Madura petarung karapan yang tangguh adalah hasil percampuran benih sapi pilihan. Ide unggulan juga begitu, dia mewarisi kualitas berisikan masukan yang membentuknya. Maka dalam beternak ide juga harus begitu. dengan memadukan berbagai macam unsur yang berbeda terhadap sebuah ide. tidak hanya satu buah referensi asupan untuk ide tetapi lebih banyak variasinya maka lebih baik lagi perkembangbiakan ide tersebut.
Jurus Keempat: Menjual
Setelah dirasa sudah waktunya untuk menjual. Maka jualah ide dalam bentuk tulisan. Jika tidak mampu menuliskannya, ide tersebut dapat dijual ke seorang teman yang mampu untuk menuliskannya. Soal hitung-hitungan finansial itu bisa jadi kesepakatan. Dalam dunia sinetron sudah lazim seorang penulis menjual ide dan soal eksekusi atau penggarapan diserahkan kepada tim penulis skenario. Itu hanya sekedar contoh. Namun kita tentu layak dan sangat berhak menerima kehormatan untuk menuliskannya sendiri. Tentu jika kita berani memanen atau mendapatkan hasilnya setelah susah-payah menangkap ide, mengandangkan, memberi makan, mengembangbiakkan, dan menjualnya.
Nah, nikmatilah hasil beternak ide. Pertanyaan selanjutnya adalah, sudahkah kita punya nyali untuk beternak ide?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar