Ketika melihat status facebook teman saya, ia menulis “Ud4rA MaLm
n1e d!n9in bEud”. Kalimat yang ditulis tersebut apabila diubah menjadi bahasa
Indonesia yang sesuai dengan ejaan, seharusnya menjadi “Udara malam ini sangat
dingin”. Dari segi penulisan, kata “sangat” sengaja diubah menjadi kata “beud”. Hal inilah yang menjadi unik di kalangan
remaja saat ini. Remaja lebih sering mengubah bahasa yang seharusnya mudah
dipahami menjadi bahasa alay yang sulit
untuk dimengerti sehingga diperlukan beberapa kali ketelitian untuk memahaminya.
Situs jejaring sosial seperti facebook dan twitter mempunyai peran yang cukup penting dalam penyebaran bahasa
alay seperti kata “beud” di
lingkungan remaja. Remaja menggunakan media
semacam situs jejaring sosial sebagai tempat untuk mendemokrasikan kata-kata sesuka
hati dan disusun secara individual. Sebagai akibatnya, kata “beud” yang sering
ditulis oleh seorang remaja di facebook
atau twitter semakin memudahkan remaja
yang lain untuk melihat, membaca, dan memahaminya.
Hal yang membuat resah adalah ketika bahasa
alay seperti kata “beud” lebih sering
diucapkan dan dituliskan daripada kata “sangat”. Bisa saja bahasa baku yang
selama ini sudah ada dalam bahasa Indonesia semakin lama akan terganti oleh bahasa
alay karena intensitas penggunaan bahasa
alay yang terlalu sering ditulis dan
diucapkan oleh remaja.
Keberadaan bahasa alay seperti kata “beud” tentu membuat orang asing yang ingin
belajar Bahasa Indonesia menjadi ikut terpengaruh. Orang asing yang mulai
mengenal dan mempelajari bahasa Indonesia akan mengalami kesulitan dalam
menyesuaikan bahasa yang ia peroleh dengan bahasa yang terdapat di
lingkungannya yang baru. Mereka pasti
kesulitan dalam berinteraksi dengan orang Indonesia yang menggunakan bahasa gaul
(alay) seperti kata “beud”. Hal ini dikarenakan orang asing belum paham arti
kata “beud” jika mereka masih tergolong pendatang baru di Indonesia. Akan
tetapi, keberadaan bahasa alay
semakin menambah pengetahuan orang asing bahwa di Indonesia terdapat bahasa
lain selain bahasa Indonesia baku yang saat ini mulai dipopulerkan oleh remaja
Indonesia.
Apabila dilihat secara umum, remaja yang
menggunakan bahasa alay seperti kata “beud”
tidak bisa disalahkan begitu saja. Satu sifat bahasa arbriterlah yang digunakan
oleh remaja sebagai acuan untuk menciptakan bahasa baru yang terkesan aneh, gaul
dan tentunya tidak ketinggalan zaman. Kata “beud” menurut komunitas alay merupakan kata-kata yang dianggap
keren dan modern, sehingga kata tersebut sering digunakan baik dalam percakapan
sehari-hari maupun dalam bahasa sms. Apabila kata “sangat” oleh remaja dapat dikreasikan
menjadi kata “beud” maka sangat sah-sah saja.
Tampaknya fasilitas yang diberikan oleh media
internet melalui situs jejaring sosial harus digunakan dengan hati-hati oleh
remaja. Hal ini dimaksudkan agar perkembangan bahasa Indonesia tetap terjaga
dari keberagaman bahasa remaja khususnya bahasa alay. Remaja harus memperhatikan situasi yang tepat kapan
menggunakan bahasa Indonesia baku dan kapan menggunakan bahasa alay. Pertanyaannya sekarang adalah jika
harus memilih, pilih kata “sangat” atau “beud”?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar